tag:blogger.com,1999:blog-39985293080189538072024-02-06T18:30:15.337-08:00cara berternak ikanzaman ini bukan lagi zaman orang pulang pergi ke kantor, tetapi sekarang menjadi wirausaha menjadi trend saat ini... oleh karena ini penulis membuat artikel ini!!cara berternak ikanhttp://www.blogger.com/profile/03517007897401729509noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-3998529308018953807.post-62349074881555074042010-03-30T00:24:00.000-07:002010-03-30T00:47:25.022-07:00Budidaya Ikan Cupang (Betta splendens)Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher). <br /><br /><br /><br />Cara Berkembang Biak<br />Ikan ini berkembang dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman, daun-daun atau serabut rapia.<br /><br />Langkah-langkah yang perlu diketahui :<br /><br />1.Pilihlah induk yang baik dan jantan yang cantik dan agresif.<br /><br />2.Pisahkan antara induk jantan dan induk betina dan diberi makan yang cukup selama 4 s.d. 5 hari.<br /><br />3.Masukkan induk jantan dan induk betina kedalaman tempat pemijahan (toples, aquarium, ember, baskom) yang telah diberi tanaman air (eceng gondok atau serabut rapia dengan kedalaman air ± 25 cm).<br /><br />4.Setelah 2-3 hari akan terlihat telur menempel pada daun atau rapia.<br /><br />5.Pindahkan yang betina dan beri makan secukupnya.<br /><br />6.Selama 2-3 hari anak ikan tersebut tidak diberi makan karena masih ada persediaan kuning telur dalam tubuhnya.<br /><br />7.Selama 2-3 hari kemudian anak-anak ikan tersebut perlu diberi makan infosuria selama 3 hari kemudian diberi makan kutu air yang disaring selama 10 hari dan setelah itu dapat diberi kutu air tanpa disaring.cara berternak ikanhttp://www.blogger.com/profile/03517007897401729509noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3998529308018953807.post-71561388321858586352010-03-29T22:01:00.000-07:002010-03-29T22:18:56.414-07:00BUDIDAYA IKAN मास<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD-gzOxbwBL8h9GjeQElDtULECvZ6Oxyybp0U6Eqn8obXsMkpSRDMCFBqDb39cVphenn46TCz9pze4WQv6GLURUgCdGqIxoyczEwnwOe8dhcJgm0PFKjE8-gkxD2Ue3pb5Z6DX6Lv7wl0/s1600/ikan+mas.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD-gzOxbwBL8h9GjeQElDtULECvZ6Oxyybp0U6Eqn8obXsMkpSRDMCFBqDb39cVphenn46TCz9pze4WQv6GLURUgCdGqIxoyczEwnwOe8dhcJgm0PFKjE8-gkxD2Ue3pb5Z6DX6Lv7wl0/s320/ikan+mas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454290928990076930" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmEE47J4FD64W_u-m_EXKfFueB9aV88Kcjd6309vjyRf81yToQeu-yUopKPNvvsf4zGx5j4v228DKLmV0-i4U90PgyAIv38I3ARFLSmc76bJjfFZgaXGDnCCXI7phfnOmoFPeVJD9kTqU/s1600/0508peternak_ikan_mas.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 186px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmEE47J4FD64W_u-m_EXKfFueB9aV88Kcjd6309vjyRf81yToQeu-yUopKPNvvsf4zGx5j4v228DKLmV0-i4U90PgyAIv38I3ARFLSmc76bJjfFZgaXGDnCCXI7phfnOmoFPeVJD9kTqU/s320/0508peternak_ikan_mas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454290921848634354" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgebCe9zaiVUnlrCgZ3Fc2bDrC6yV3LTzWcXznLKnWkeYjEDtZajcJxwon90RaVQD8LYEKb2lMdpYxcKfxZzg1xjOwuI1SjAG6SyXbzk9xI6ox3GXuWDibiZCEFTgSE_KVBfXBf5tRcZec/s1600/ikan+mas.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgebCe9zaiVUnlrCgZ3Fc2bDrC6yV3LTzWcXznLKnWkeYjEDtZajcJxwon90RaVQD8LYEKb2lMdpYxcKfxZzg1xjOwuI1SjAG6SyXbzk9xI6ox3GXuWDibiZCEFTgSE_KVBfXBf5tRcZec/s320/ikan+mas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454290919223153090" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">1. SEJARAH SINGKAT</span><br /><br />Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang<br /><br />pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475<br /><br />sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun<br /><br />1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas<br /><br />yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan<br /><br />Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat<br /><br />10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.<br /><br />2. SENTRA PERIKANAN<br /><br />Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk,<br /><br />sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan<br /><br />umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,<br /><br />Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta<br /><br />3. JENIS<br /><br />Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:<br /><br />Kelas : Osteichthyes<br /><br />Anak kelas : Actinopterygii<br /><br />Bangsa : Cypriniformes<br /><br />Suku : Cyprinidae<br /><br />Marga : Cyprinus<br /><br />Jenis : Cyprinus carpio L.<br /><br />Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri<br /><br />dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan<br /><br />kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,<br /><br />bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas<br /><br />adalah sebagai berikut:<br /><br />1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;<br /><br />bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit;<br /><br />perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.<br /><br />2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih<br /><br />gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila<br /><br />diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang<br /><br />badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.<br /><br />3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata<br /><br />pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;<br /><br />gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan<br /><br />panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.<br /><br />4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif<br /><br />panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan<br /><br />lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan<br /><br />antara 3,5:1.<br /><br />5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik<br /><br />bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari<br /><br />warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp,<br /><br />long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi,<br /><br />shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku<br /><br />nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.<br /><br />Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang<br /><br />berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang<br /><br />berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang<br /><br />banyak dibudidayakan.<br /><br />4. MANFAAT<br /><br />1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.<br /><br />2) Sebagai ikan hias.<br /><br />5. PERSYARATAN LOKASI<br /><br />1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,<br /><br />tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar<br /><br />dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.<br /><br />2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%<br /><br />untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.<br /><br />3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada<br /><br />ketinggian antara 150-1000 m dpl.<br /><br />4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh<br /><br />dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.<br /><br />5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air<br /><br />deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi<br /><br />pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air<br /><br />tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras<br /><br />debitnya 100 liter/menit/m3.<br /><br />6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.<br /><br />7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.<br /><br />6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA<br /><br />6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan<br /><br />1) Kolam<br /><br />Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam<br /><br />dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga<br /><br />memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.<br /><br />a. Kolam pemeliharaan induk<br /><br />Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya.<br /><br />Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter<br /><br />persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila<br /><br />diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200<br /><br />meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan<br /><br />dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu<br /><br />bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang<br /><br />sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.<br /><br />b. Kolam pemijahan<br /><br />Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.<br /><br />Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan<br /><br />dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa<br /><br />untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18<br /><br />m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah<br /><br />pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu<br /><br />pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai<br /><br />pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam<br /><br />penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali<br /><br />juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam<br /><br />penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah<br /><br />yang ada telurnya.<br /><br />c. Kolam pendederan<br /><br />Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan<br /><br />pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama<br /><br />dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak.<br /><br />Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan<br /><br />dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran<br /><br />dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir<br /><br />adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk<br /><br />memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah<br /><br />pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air<br /><br />sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.<br /><br />2) Peralatan<br /><br />Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas<br /><br />diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu<br /><br />untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,<br /><br />baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),<br /><br />cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar<br /><br />kekeruhan.<br /><br />Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan<br /><br />mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan<br /><br />panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat<br /><br />menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk<br /><br />mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur<br /><br />yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara<br /><br />terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan<br /><br />penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),<br /><br />sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk<br /><br />menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),<br /><br />scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),<br /><br />seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk<br /><br />segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).<br /><br />3) Persiapan Media<br /><br />Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk<br /><br />pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb.<br /><br />Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah<br /><br />pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk<br /><br />memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi,<br /><br />diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing<br /><br />dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk<br /><br />buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram<br /><br />dan 10 gram/meter persegi.<br /><br />6.2. Pembibitan<br /><br />1) Pemilihan Bibit dan Induk<br /><br />Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu<br /><br />secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin<br /><br />meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan<br /><br />maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.<br /><br />Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi<br /><br />alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya<br /><br />pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan<br /><br />teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian<br /><br />kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian<br /><br />kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan<br /><br />penyeleksian terhadap induk ikan mas.<br /><br />Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang<br /><br />untuk dipijah adalah sebagai berikut:<br /><br />a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan:<br /><br />umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.<br /><br />b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor<br /><br />mulus, sehat, sirip tidak cacat.<br /><br />c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;<br /><br />panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak<br /><br />jernih.<br /><br />d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.<br /><br />e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih<br /><br />panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.<br /><br />Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah<br /><br />sebagai berikut:<br /><br />a) Betina<br /><br />- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.<br /><br />- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.<br /><br />- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.<br /><br />b) Jantan<br /><br />- Badan tampak langsing.<br /><br />- Gerakan lincah dan gesit.<br /><br />- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.<br /><br />2) Sistim Pembenihan/Pemijahan<br /><br />Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:<br /><br />a. Sistim pemijahan tradisional<br /><br />Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:<br /><br />- Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar<br /><br />kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,<br /><br />induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan<br /><br />telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam<br /><br />penetasan.<br /><br />- Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar<br /><br />kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,<br /><br />induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam<br /><br />penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit<br /><br />bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari<br /><br />tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke<br /><br />kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian<br /><br />sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.<br /><br />- Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar<br /><br />kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,<br /><br />induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam<br /><br />penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan<br /><br />rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di<br /><br />seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;<br /><br />(3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;<br /><br />(4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela<br /><br />bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.<br /><br />- Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam<br /><br />sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk<br /><br />dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam<br /><br />penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di<br /><br />permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan<br /><br />ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam<br /><br />pendederan.<br /><br />- Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit<br /><br />keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi<br /><br />air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan<br /><br />merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur<br /><br />digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3)<br /><br />setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4)<br /><br />setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.<br /><br />- Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan<br /><br />tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.<br /><br />b. Sistim kawin suntik<br /><br />Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur<br /><br />dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise<br /><br />ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor<br /><br />(berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah<br /><br />suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang<br /><br />TTG BUDIDAYA PERIKANAN<br /><br />melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana<br /><br />yang lengkap dan perawatan yang intensif.<br /><br />3) Pembenihan/Pemijahan<br /><br />Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:<br /><br />a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.<br /><br />b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan<br /><br />suhu berkisar 25 derajat C.<br /><br />c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.<br /><br />d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan<br /><br />seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.<br /><br />e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet<br /><br />diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran<br /><br />2-4% dari jumlah berat induk ikan.<br /><br />4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan<br /><br />Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur<br /><br />hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan<br /><br />(luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana<br /><br />kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan<br /><br />liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan<br /><br />pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.<br /><br />Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:<br /><br />a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah<br /><br />benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1<br /><br />bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.<br /><br />b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang<br /><br />disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran<br /><br />benih menjadi 3-5 cm.<br /><br />c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang<br /><br />disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran<br /><br />benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus<br /><br />3-5% dari jumlah bobot benih.<br /><br />d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang<br /><br />disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih<br /><br />menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5%<br /><br />dari jumlah bobot benih.<br /><br />5) Perlakuan dan Perawatan Bibit<br /><br />Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan<br /><br />pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari<br /><br />selama 3 minggu.<br /><br />TTG BUDIDAYA PERIKANAN<br /><br />6.3. Pemeliharaan Pembesaran<br /><br />Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun<br /><br />monokultur.<br /><br />a) Polikultur<br /><br />1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau<br /><br />2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.<br /><br />b) Monokultur<br /><br />Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan<br /><br />dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk<br /><br />jantan dan betina.<br /><br />1) Pemupukan<br /><br />Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2,<br /><br />TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam<br /><br />diisi air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam<br /><br />disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,<br /><br />Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas<br /><br />serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari<br /><br />kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung<br /><br />pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka<br /><br />padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan<br /><br />pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa).<br /><br />Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.<br /><br />2) Pemberian Pakan<br /><br />Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan<br /><br />buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang<br /><br />cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,<br /><br />lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.<br /><br />Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban<br /><br />diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur<br /><br />rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter<br /><br />air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada<br /><br />benih, perawatan 5-7 hari.<br /><br />3) Pemeliharaan Kolam/Tambak<br /><br />Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah<br /><br />menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak<br /><br />tercemari/teracuni oleh zat beracun.<br /><br />7. HAMA DAN PENYAKIT<br /><br />7.1. Hama<br /><br />1) Bebeasan (Notonecta)<br /><br />Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan<br /><br />minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.<br /><br />2) Ucrit (Larva cybister)<br /><br />Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit<br /><br />diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.<br /><br />3) Kodok<br /><br />Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang<br /><br />mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.<br /><br />4) Ular<br /><br />Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan;<br /><br />pemagaran kolam.<br /><br />5) Lingsang<br /><br />Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.<br /><br />6) Burung<br /><br />Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.<br /><br />Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi<br /><br />rumbai-rumbai atau tali penghalang.<br /><br />7) Ikan gabus<br /><br />Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau<br /><br />dibuat bak filter.cara berternak ikanhttp://www.blogger.com/profile/03517007897401729509noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3998529308018953807.post-82818726648648100922010-03-28T01:10:00.000-07:002010-03-28T01:14:36.087-07:00budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukupBudi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila kita perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. Berikut ini adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele<br /><br />*Pembenihan Lele.<br />Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.<br /><br />* Sistem Budidaya<br />Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :<br /><br />1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.<br /><br />2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.<br /><br />3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).<br />Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.<br /><br />*Tahap Proses Budidaya<br /><br />A. Pembuatan Kolam.<br /><br />Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :<br />Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.<br />Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.<br /><br />Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.<br />Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.<br /><br />B. Pemilihan Induk<br /><br />Induk jantan mempunyai tanda :<br /><br />- tulang kepala berbentuk pipih<br />- warna lebih gelap<br />- gerakannya lebih lincah<br />- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung<br />- alat kelaminnya berbentuk runcing.<br /><br />Induk betina bertanda :<br /><br />- tulang kepala berbentuk cembung<br />- warna badan lebih cerah<br />- gerakan lamban<br />- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.<br /><br />C. Persiapan Lahan.<br /><br />Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :<br />- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.<br />- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.<br />- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.<br />- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.<br />Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :<br />- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.<br />- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama<br /><br />D. Pemijahan.<br /><br />Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.<br /><br />E. Pemindahan. <br /><br />Cara pemindahan :<br /><br />- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.<br />- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.<br />- samakan suhu pada kedua kolam<br />- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.<br />- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.<br /><br />F. Pendederan.<br /><br />Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.<br /><br />* Manajemen Pakan<br /><br />Pakan anakan lele berupa :<br /><br />- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.<br />- Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.<br />- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.<br /><br />* Manajemen Air<br /><br />Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :<br />- air harus bersih<br />- berwarna hijau cerah<br />- kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).<br />Ukuran kualitas air secara kimia :<br />- bebas senyawa beracun seperti amoniak<br />- mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).<br /><br />Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.<br /><br />* Manajemen Kesehatan<br /><br /> Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.<br /><br />Menantang Kondisi ekonomi saat ini haruslah lebih ulet dan berani mencoba segala usaha yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh kita.<br />Saya juga tidak pernah memiliki cita cita menjadi peternak lele.<br />Tetapi tidak ada salahnya bila kita mencoba usaha untuk menambah penghasilan melalui ternak lele.<br /><br />Dipilih ternak lele karena :<br />1. Biaya investasi murah<br />2. Lahan tidak perlu lebar<br />3. Hasil ternak dapat diharapkan<br /><br />Ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Hewan yang di Amerika Serikat disebut Cat Fish ini benar-benar berpotensi memuaskan hobi memelihara binatang dan mendatangkan pemasukan tambahan bagi Anda.<br /><br />Kali ini saya menggunakan Drum Plastik bekas, yang mudah didapat di jln barito semarang,<br />Kalo menggunakan Drum Galvanis lebih murah, tetapi mudah karatan.<br />Drum plastik ukuran 200 liter dapat dibeli seharga Rp.200.000,-<br />Kemudian saya isi dengan tanah + pupuk kandang 0.5 kg<br /><br />Drum yang sudah saya isi tanah dan pupuk kandang saya diamkan 2 minggu, keluar jentik-jentik, dan jasad renik.<br />Setelah itu saya masukan benih lele ukuran 7-10 cm, yang dapat dibeli seharga Rp.150,- per ekor.cara berternak ikanhttp://www.blogger.com/profile/03517007897401729509noreply@blogger.com0